Saat ini kurikulum yang umum berlaku adalah kurikulum merdeka. Namun sebelum kurikulum ini, ada kurikulum prototype yang pernah berlaku di era pandemi.
Kurikulum tersebut memiliki karakteristik dan bentuk pembelajaran yang cukup berbeda dengan kurikulum lain.
Kurikulum adalah suatu perangkat program pendidikan serta mata pelajaran yang telah diatur oleh lembaga pendidikan dan berisi rancangan pelajaran untuk para peserta didik dalam suatu periode pendidikan.
Adanya kurikulum ini akan menentukan mata pelajaran, sistem penilaian, serta pelaksanaan pembelajaran di kelas secara menyeluruh.
Untuk mengetahui informasi tentang kurikulum prototipe ini, silakan membaca informasi di bawah.
Apa Itu Pembelajaran Kurikulum Prototype?
Kurikulum prototype adalah kurikulum yang menjadi dasar pembelajaran. Kurikulum inj telah disiapkan pada beberapa tahun sebelumnya dan terimplementasi pada Program Sekolah Penggerak.
Aturan ini tertulis pada Keputusan Mendikbudristek Nomor 162/M/2021 tentang sekolah penggerak.
Kurikulum ini merupakan lanjutan dari kebijakan pemerintah sebagai respon dari kondisi pendidikan di Indonesia karena adanya pandemi.
Basis dari kurikulum ini merupakan kompetensi yang berguna untuk mendukung proses pemulihan pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berbasis proyek.
Kurikulum ini terlaksana untuk mendukung pengembangan karakter peserta didik sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila. Di tahun 2022, kurikulum ini terlaksana di jenjang pendidikan PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK.
Dengan kurikulum ini, potensi peserta didik akan lebih terasah dengan kegiatan belajar yang menyenangkan. Hal ini demi mencegah dampak pandemi yang menyebabkan penurunan dalam bidang pendidikan.
Karakteristik Kurikulum Prototype
Kurikulum prototype memiliki karakteristik yang cukup berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Namun, karakteristik inilah yang membuat kurikulum tersebut menjadi dasar yang cocok untuk pembelajaran di masa kini.
Berikut ini adalah beberapa karakteristik penting dalam kurikulum prototipe:
1. Pengembangan Kemampuan Soft Skill
Keterampilan soft skill adalah keterampilan non teknis yang berhubungan dengan EQ dan kemampuan bersosialisasi peserta didik.
Pada kurikulum ini, para peserta didik bisa belajar tentang bidang yang ingin mereka tekuni serta bidang lintas minat.
Guru akan memberikan sejumlah tugas atau proyek pada peserta didik yang bersifat lintas mata pelajaran dan minat.
Pada kurikulum prototipe ini, peserta didik di sekolah dasar akan mendapatkan dua kali penilaian proyek dalam satu tahun pembelajaran.
Untuk peserta didik di SMP dan SMA akan melaksanakan tiga kali penilaian proyek. Sekolah juga memiliki keleluasaan untuk mengembangkan proyek kerja tambahan.
2. Fokus di Materi Esensial
Karakteristik lainnya yaitu fokus pada materi esensial. Dengan pembelajaran yang fokus pada materi esensial, akan ada waktu yang cukup untuk melakukan pembelajaran secara mendalam di kompetensi dasar seperti bidang literasi dan numerasi. Hasilnya, peserta didik tidak akan mengalami ketertinggalan.
Dalam hal ini tidak ada lagi penjurusan untuk ilmu sosial IPS, ilmu alam IPA, dan bahasa di pendidikan SMA, serta peserta didik akan dapat memilih mata pelajaran yang mereka minati.
Hal ini berbeda dengan kurikulum 2013 yang masih menggunakan istilah KI dan KD. Dalam kurikulum prototipe, akan ada istilah CP atau Capaian Pembelajaran yang berlaku dalam pelaksanaannya.
CP merupakan satu kesatuan pengetahuan, keterampilan dan sikap berkelanjutan untuk membangun kompetensi secara utuh.
3. Fleksibilitas untuk Guru
Karakteristik lainnya dari kurikulum prototype yaitu memberikan fleksibilitas pada para guru. Dalam hal ini guru dapat mengajarkan ilmu sesuai dengan kemampuan yang peserta didik miliki.
Hal ini untuk membantu pembelajaran di kelas agar sesuai dengan kemampuan murid yang sesuai dengan kebutuhan.
Perencanaan kurikulum untuk sekolah juga terlaksana dengan lebih fleksibel. Dalam kurikulum prototype ini, tujuan belajar tersusun dalam fase, di mana setiap fase berjalan selama dua hingga tiga tahun.
Dengan begitu, pendidikan akan lebih baik dan tepat untuk tiap jenjang dan fase.
Bentuk Pembelajaran Kurikulum Prototype di Tiap Jenjang
Dalam tiap jenjang pendidikan, pembelajaran yang menggunakan kurikulum prototype ini akan memiliki perbedaan yang signifikan.
Hal ini demi menyesuaikan dengan tingkat perkembangan dan pendidikan peserta didik dengan lebih baik sehingga bisa mengarahkan mereka ke jenjang selanjutnya.
Berikut ini beberapa bentuk pembelajaran kurikulum tersebut dalam jenjang pendidikan yang berbeda:
1. Jenjang Pendidikan PAUD
Pelaksanaan jenjang pendidikan PAUD yang menggunakan kurikulum prototipe ini memiliki keunikan dan karakteristik yang berbeda.
Pelaksanaan pembelajaran akan memiliki karakteristik dan bentuk yaitu:
- Kegiatan pembelajaran dengan bermain adalah proses belajar yang utama di jenjang ini.
- Ada penguatan literasi sejak dini serta penanaman karakter dengan kegiatan bermain dan belajar menggunakan basis buku bacaan untuk anak.
- Fase ini adalah fase pondasi untuk membantu meningkatkan kesiapan anak dalam bersekolah.
- Pembelajaran berbasis proyek untuk upaya penguatan Profil Pelajar Pancasila akan terwujud dalam kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal daerah.
2. Jenjang Pendidikan SD
Pada jenjang ini, karakteristik kurikulum prototipe akan lebih menonjol.
Karakteristik dan bentuk pembelajarannya yaitu:
- Mata pelajaran IPA dan IPS akan tergabung dalam Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial atau IPAS sehingga peserta didik bisa memahami ilmu secara lebih luas.
- Adanya proses integrasi computational thinking di beberapa mata pelajaran yaitu Bahasa Indonesia, IPAS, dan Matematika.
- Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, akan menjadi mata pelajaran pilihan dalam jenjang SD pembelajaran berbasis proyek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila.
3. Jenjang Pendidikan SMP
Dalam jenjang ini ada lebih banyak cabang ilmu yang peserta didik pelajari. Karakteristik dan bentuk pembelajaran di jenjang ini yaitu:
- Penyesuaian dengan adanya perkembangan teknologi dengan adanya mata pelajaran informatika yang menjadi pelajaran wajib.
- Guru informatika membantu guru pemula sehingga tidak harus berlatar belakang pendidikan informatika.
- Pembelajaran berbasis proyek ini terlaksana 3 kali satu tahun.
4. Jenjang Pendidikan SMA
Di dalam jenjang pendidikan ini ada beberapa perbedaan yang mencolok. Berikut ini karakteristik dan bentuk pembelajarannya:
- Pembelajaran akan lebih fleksibel dan sesuai dengan minat peserta didik. Di kelas 10, peserta didik akan mempersiapkan diri untuk memilih mata pelajaran di kelas 11.
- Pasa kelas 11 dan 12, peserta didik mengikuti mata pelajaran dari Kelompok Mapel Wajib dan memilih mapel daei kelompok MIPA, IPS, Bahasa, dan Keterampilan Vokasi yang sesuai minat dan bakat.
- Pembelajaran berbasis proyek akan terlaksana dalam 3 kali satu tahun.
- Peserta didik menulis esai untuk syarat kelulusan.
5. Jenjang Pendidikan SMK
Berikut ini adalah karakteristik dan bentuk pembelajaran di jenjang SMK untuk kurikulum prototype:
- Industri kerja dapat terlibat langsung dalam pengembangan pembelajaran peserta didik.
- Struktur pembelajaran lebih sederhana karena hanya ada dua kelompok mata pelajaran yaitu Umum dan Kejuruan.
- Penerapan pembelajaran berbasis proyek terintegrasi dengan mata pelajaran tertentu.
- Praktek Kerja Lapangan adalah wajib dengan minimal 6 bulan pelaksanaan.
- Peserta didik bisa memilih mata pelajaran di luar program keahlian.
- Ada alokasi waktu khusus untuk proyek penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja.
Itulah dia informasi penting tentang bentuk kurikulum prototype dalam pengajaran di kelas. Dengan menggunakan kurikulum ini, harapannya pendidikan di Indonesia bisa lebih berkembang dan menghasilkan peserta didik yang aktif serta berhasil dalam bidang akademik.
Tujuan Pembelajaran Sastra Kurikulum Merdeka yang Penting untuk Siswa
Kegiatan Kokurikuler Kurikulum Merdeka: Contoh hingga Manfaatnya
Kegiatan Intrakurikuler Kurikulum Merdeka: Contoh Kegiatan dan Tujuannya