Problem Based Learning atau Pembelajaran Berbasis Masalah adalah salah satu jenis pembelajaran yang penting dalam meningkatkan kemampuan peserta didik.
Jenis pembelajaran ini merupakan konsep populer yang menjadi kunci dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta pemecahan masalah para peserta didik.
Praktik pembelajaran ini akan melibatkan peserta didik secara aktif sehingga bisa memahami permasalahan di dunia nyata secara baik dan memahami solusi yang bisa menjadi pilihan.
Pembelajaran ini akan membuat peserta didik jadi memiliki pemahaman yang mendalam tentang masalah di masyarakat sekitar.
Konsep pembelajaran ini akan membantu peserta didik menjadi pribadi yang dapat berpikir dan bereaksi secara tepat dalam berbagai situasi.
Berikut ini informasi tentang konsep dan manfaat dari PBL atau Problem Based Learning ini.
Pengertian Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah adalah metode populer yang efektif untuk mengembangkan keterampilan dalam pemecahan masalah dan berpikir kritis.
Pembelajaran ini akan turut melibatkan peserta didik dalam menyelesaikan masalah di dunia nyata secara aktif. Metode pembelajaran ini akan berpusat pada peserta didik yang ikut andil dalam penyelesaian masalah dan tantangan.
Peserta didik akan mendapatkan tantangan atau masalah yang kompleks dan membutuhkan keahlian analisis dan pemecahan masalah kreatif.
Peserta didik akan berkolaborasi dengan teman sebayanya untuk melakukan identifikasi pada informasi yang ada, mengembangkan strategi dan solusi penyelesaian, serta mempresentasikan solusi tersebut.
Pembelajaran ini menekankan ilmu di mana para peserta didik dapat belajar langsung dan mendapatkan pengalaman yang relevan. Di dalam proses pembelajaran ini, peserta didik akan dapat mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan memecahkan masalah yang dapat diterapkan di situasi nyata.
Metode ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1969 di sekolah kedokteran McMaster University Kanada. Setelah itu, ada banyak sekolah di seluruh dunia yang ikut menggunakan metode pembelajaran ini bahkan sampai sekarang.
Pelaksanaan metode ini akan mengarahkan peserta didik untuk mendapatkan ilmu baru dengan menggunakan analisis dari berbagai pengetahuan serta pengalaman belajar. Dengan ilmu ini, peserta didik akan menghubungkannya dengan permasalahan yang guru berikan.
Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah
Seperti yang sudah diketahui, konsep metode ini pertama kali muncul di McMaster University Kanada. Saat itu, pembelajaran ini diimplementasikan karena sangat efektif untuk sekolah kedokteran di mana mahasiswanya akan terus berhadapan dengan permasalahan dan tantangan.
Pembelajaran ini adalah kegiatan yang berpusat pada masalah, sehingga metode ini melibatkan peserta didik untuk memecahkan suatu permasalahan dengan tahapan-tahapan ilmiah sehingga peserta didik dapat mempelajari pengetahuan tersebut sekaligus menggali keterampilan untuk memecahkan masalah.
Di dalam metode ini, peserta akan mengikuti rangkaian langkah yang sudah terstruktur.
Berikut ini beberapa langkah dalam metode pembelajaran berbasis masalah:
- Identifikasi Masalah: Peserta didik aman mendapatkan suatu masalah atau tantangan kompleks yang akan mewakili kondisi di kehidupan nyata. Masalah ini relevan dengan materi pelajaran dan benar-benar terjadi di kehidupan nyata.
- Analisis Masalah: Setelah itu peserta didik akan memahami faktor-faktor yang berkaitan dengan masalah, mengumpulkan informasi terkait lalu memahami konteks masalah.
- Mengembangkan Pertanyaan: Peserta didik akan merumuskan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah untuk mencoba memahami konteks dengan lebih dalam.
- Penelitian dan Eksplorasi: Peserta didik melakukan penelitian secara mandiri untuk mencari informasi yang berguna untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memecahkan masalah.
- Analisis Serta Sintesis: Peserta didik menganalisis data yang mereka temukan, mensintesis informasi, lalu menghubungkan konsep yang relevan tersebut.
- Membuat Solusi: Peserta didik merumuskan solusi yang kreatif dan sesuai dengan permasalahan yang ada.
- Presentasi dan Refleksi: Peserta didik mempresentasikan hasil pemikiran bersama di depan kelas. Setelah itu berbagi pemikiran dan solusi laku merefleksikan proses pembelajaran yang mereka lalui.
Tujuan Pembelajaran Berbasis Masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini memiliki tujuan yang menjadi gol dalam pelaksanaan kegiatan mengajar di kelas. Beberapa dari tujuan tersebut yaitu ada di bawah ini.
1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis
Tujuan dari pembelajaran ini yaitu untuk melatih kemampuan peserta didik dalam berpikir kritis ketika menghadapi masalah. Kemampuan ini adalah sesuatu yang perlu peserta didik latih dengan seksama karena penting dalam kehidupan bermasyarakat.
Dengan begitu, peserta didik nantinya akan dapat mempraktikkan kemampuan ini dengan baik di ranah kerja atau kehidupan sehari-hari.
2. Memperkenalkan Permasalahan di Dunia Nyata
Tujuan lain dari pembelajaran jenis ini yaitu untuk memperkenalkan kepada peserta didik permasalahan yang relevan di dunia nyata. Hal ini berguna untuk mengenalkan permasalahan dan tantangan yang mungkin peserta didik hadapi ketika terjun di dunia nyata.
Dengan begitu, peserta didik bisa menggunakan ilmu yang mereka miliki dengan baik di masa depan.
3. Memberi Pelatihan Penyelesaian Masalah
Pembelajaran dengan basis masalah ini akan menjadi suatu pelatihan dan pengajaran yang tepat untuk peserta didik. Pelatihan ini akan berguna ketika peserta didik ikut andil dalam bermasyarakat.
Hasilnya, ilmu yang mereka pelajari tidak akan sia-sia saja.
4. Melatih Kolaborasi
Adanya metode pembelajaran ini akan membantu melatih peserta didik untuk bisa melatih kemampuan berkolaborasi dengan orang lain. Kemampuan ini akan berguna ketika peserta didik harus bersosialisasi dengan pihak lain di masa depan.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Masalah
Apa saja manfaat dari pembelajaran berbasis masalah yang bisa para peserta didik dapatkan? Berikut ini informasi tentang manfaat jenis pembelajaran ini secara lengkap.
1. Memberikan Pemahaman Mendalam
Pembelajaran dengan metode ini akan membantu peserta didik untuk memahami materi di kelas secara lebih mendalam. Hal ini disebabkan karena peserta didik akan secara aktif terlibat dalam pemecahan masalah secara nyata.
Peserta didik akan dapat mengembangkan pemahaman yang berkaitan dengan dunia nyata sehingga lebih relevan. Hal ini bisa memperkuat konsep keilmuan dengan lebih baik.
2. Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah
Pembelajaran berbasis masalah ini akan membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan diri dalam memecahkan masalah dan merumuskan solusi yang tepat untuk masalah tersebut.
Peserta didik akan belajar untuk mengidentifikasi masalah, melakukan pengumpulan informasi secara relevan, melakukan analisis data, lalu merumuskan solusi yang tepat. Kegiatan ini akan memperkuat kemampuan dalam berpikir kritis dalam menghadapi tantangan.
3. Kolaborasi dan Kerja Sama
Metode pembelajaran ini akan membantu peserta didik agar bisa meningkatkan kemampuan dalam berkolaborasi dengan teman sebayanya.
Ketika memecahkan masalah, peserta didik akan berkolaborasi dengan teman satu kelompok untuk mengidentifikasi hingga memecahkan tantangan.
Dalam proses ini, peserta didik akan bekerja sama untuk berkolaborasi dengan pihak lain sehingga bisa memberikan solusi yang maksimal. Hal ini akan meningkatkan kemampuan mereka dalam bersosialisasi.
4. Keaktifan
Pembelajaran ini akan menuntut peserta didik untuk bisa aktif dalam menyelesaikan permasalahan yang ada. Hal ini akan memotivasi peserta didik agar bisa belajar dengan semangat tinggi.
Keaktifan peserta didik ini juga akan menjadi kunci keberhasilan dalam memahami konsep pembelajaran. Sebab dengan turut andil, peserta didik akan ikut memberikan peran dalam pemecahan masalah.
Itulah dia informasi penting yang menyangkut tentang pembelajaran berbasis masalah. Informasi di atas bisa menjadi referensi ilmu yang bisa para guru gunakan dalam mengembangkan pembelajaran yang bisa mencetak prestasi peserta didik dengan lebih baik lagi.
Alur Tujuan Pembelajaran, Bagaimana Langkah Pelaksanaannya?
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Tepat untuk Pendidik
Pembelajaran dengan Kurikulum Prototype, Bagaimana Karakteristiknya?