Melaksanakan berbagai jenis pembelajaran di dalam kelas akan mampu memberikan variasi yang berguna untuk menarik minat peserta didik dan meningkatkan keterampilan mereka. Salah satu dari beberapa jenis pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas.
Jenis pembelajaran ini akan mampu memberikan pengalaman baru pada peserta didik dalam melaksanakan kegiatan di kelas. Di dalam prosesnya para peserta didik akan dapat menjadi fokus utama dalam kegiatan pembelajaran.
Mereka akan lebih aktif di dalam pelaksanaannya sehingga cukup berbeda dengan pembelajaran konvensional sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran ini akan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis kepada peserta didik sehingga mampu menciptakan solusi yang efektif pada suatu permasalahan.
Kegiatan-kegiatan di dalam pembelajaran akan mampu melatih mereka dalam meningkatkan kreativitas hingga inovasi.
Kegiatan belajar berbasis masalah sangat cocok untuk melatih para peserta didik di generasi saat ini. Di generasi modern ini peserta didik harus dapat memiliki pemikiran kritis dan logis sehingga mampu memecahkan masalah dengan baik.
Selain itu para guru juga memiliki peran penting sebagai pembimbing dan fasilitator pada peserta didik sehingga bisa mengarahkan serta mengelola kelas dengan baik. Walaupun tidak lagi menjadi pusat pembelajaran, guru justru harus dapat mengelola pembelajaran berbasis masalah yang memiliki tantangan lebih banyak.
Berikut ini adalah informasi mengenai pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah di lingkungan kelas yang mampu menjadi jawaban model pembelajaran inovatif. Semoga informasi ini bisa membantu para pembaca agar memahami pelaksanaan pembelajaran serta dapat menghadapi tantangan pembelajaran dengan baik.
Definisi dan prinsip pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di kelas
Pembelajaran berbasis masalah adalah salah satu model belajar yang memfokuskan peserta didik sebagai pusat pembelajaran. Jenis pembelajaran ini adalah suatu pendekatan yang didalamnya terdapat rangkaian kegiatan pembelajaran, dimulai dari munculnya permasalahan untuk dapatkan tampilan dan pengetahuan.
Walaupun para guru tidak menjadi sumber utama pembelajaran, mereka tetap melibatkan diri dengan menjadi fasilitator pada penerapannya. Peran guru pada pembelajaran ini sangat penting dan umumnya selalu ada.
Metode pembelajaran ini akan dapat mengarahkan peserta didik sehingga mampu mendapatkan ilmu pengetahuan baru dari kegiatan analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman yang mereka miliki. Mereka akan mampu menghubungkannya dan permasalahan yang ada di masyarakat.
Dengan kata lain, pelajaran ini akan dapat melatih peserta didik dalam melakukan analisis dan evaluasi pada permasalahan yang mereka hadapi. Peserta didik akan dapat memahami permasalahan serta memberikan solusi berdasarkan pengetahuan yang mereka miliki.
Tujuan pembelajaran
Tujuan dari melaksanakan metode pembelajaran ini yaitu agar dapat mendorong peserta didik sehingga mampu melakukan pembelajaran secara mandiri sehingga melatih mereka sebagai pembelajar seumur hidup.
Metode pembelajaran ini akan menekankan kegiatan kolaborasi serta kerjasama tim bersama rekan-rekan. Keberhasilan pembelajaran akan berkaitan erat dengan kolaborasi bersama satu kelompok lain.
Pembelajaran ini akan mampu mendorong penggunaan pengetahuan serta mengintegrasikannya pada kehidupan nyata. Peserta didik nantinya akan dapat mengembangkan ilmu yang tinggi, meningkatkan keterampilan pemecahan masalah, berkolaborasi dengan teman lainnya serta mengembangkan empati.
Metode pembelajaran ini juga dapat mendorong kepercayaan diri peserta didik dalam mengungkapkan ide dalam diri mereka di depan banyak orang. Peserta didik juga akan dapat lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan pembelajaran secara konvensional.
Secara umum pembelajaran ini akan mampu membangun peningkatan pengetahuan secara maksimal untuk dapat menghasilkan peserta didik yang berprestasi.
Prinsip pembelajaran berbasis masalah
Dalam pelaksanaannya, proses pembelajaran berbasis masalah akan mengikuti beberapa prinsip dasar yang menjadi dasar pemahaman praktek pembelajaran. Berikut ini adalah beberapa prinsip pembelajaran berbasis masalah yang bisa menjadi informasi penting untuk guru ketahui:
Pembelajaran yang aktif
Prinsip dalam pembelajaran berbasis masalah yang pertama yaitu pembelajaran yang aktif. Peserta didik akan dapat mengontrol pembelajaran mereka sendiri.
Mereka akan ikut partisipasi aktif dalam pembelajaran ini sehingga meningkatkan keterlibatan dalam pembelajaran. Ini karena peserta didik merupakan pusat pembelajaran pada metode studi ini.
Pembelajaran yang terpadu
Prinsip yang lainnya yaitu kegiatan pembelajaran yang terpadu. Konsep pengetahuan, pemahaman dan sikap keterampilan akan beriringan dalam model pembelajaran ini.
Pembahasan pembelajaran akan lebih fokus pada masalah yang ada. Untuk bahan ajar sendiri akan guru kaitkan dengan kejadian di dunia nyata sehingga bersifat kontekstual.
Pembelajaran yang kumulatif
Pembelajaran berbasis masalah ini akan terhitung sukses, jika pada penerapannya pengetahuan yang peserta diperoleh didapatkan secara bertahap dengan topik yang mendapatkan tinjauan kembali dengan mendalam.
Sekian waktu berjalan masalah akan jadi lebih sulit sehingga peserta didik menghadapi tantangan yang lebih kompleks.
Belajar untuk memahami
Proses dalam pembelajaran adalah bagian dari kegiatan belajar itu sendiri. Di dalam pembelajaran berbasis masalah ini, proses belajar menjadi suatu hal yang lebih penting dibandingkan dengan fakta yang tersampaikan.
Infeksi diri pun menjadi bagian yang penting sehingga tidak boleh terlewatkan oleh peserta didik dalam pembelajaran ini. Para guru harus dapat menguji pengetahuan peserta didik dan juga memberikan umpan baik yang baik sehingga mereka dapat berkembang.
Baca Juga: Kompetensi Literasi Data untuk Guru, Ketahui Tools hingga Penerapan
Langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di kelas
Jika terlaksana dengan tepat, pembelajaran berbasis masalah akan mampu meningkatkan kemampuan peserta didik secara signifikan. Para guru akan dapat membangun kegiatan kelas yang lebih aktif serta kolaboratif dalam kegiatannya.
Para guru dalam penerapannya harus perhatikan beberapa hal penting terkait jenis pembelajaran ini. Berikut ini adalah beberapa langkah-langkah penerapan pembelajaran berbasis masalah yang bisa menjadi referensi.
- Identifikasi masalah, para peserta didik akan mendapatkan permasalahan kompleks yang harus mereka pelajari. Masalah-masalah ini akan sesuai dengan materi pelajaran yang sudah mereka dapatkan. Mereka harus dapat melakukan analisis secara mendalam dengan masalah ini.
- Perencanaan, akan melakukan rencana strategi penyelesaian masalah. Mereka harus memikirkan langkah-langkah penyelesaian serta menentukan sumber daya yang tepat untuk kegiatan ini.
- Analisis, peserta didik melakukan riset, mengumpulkan data juga menganalisis informasi untuk memecahkan masalah tersebut. Mereka harus membagi tugas dalam kelompok sehingga bisa menyelesaikan tugas dengan baik.
- Presentasi, peserta didik akan menyajikan solusi atau rekomendasi secara sistematis untuk penyelesaian masalah tersebut. Mereka akan menggunakan argumen dan bakteri yang telah dianalisis.
- Evaluasi, para guru dan peserta didik melakukan refleksi pada proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini akan membantu mengidentifikasi bagian yang perlu perbaikan.
Contoh proyek nyata PBL
Pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah akan mampu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik beserta kerjasama. Para peserta didik akan mampu menemukan solusi permasalahan nyata yang dapat membantu meningkatkan kreativitas mereka.
Berikut ini adalah beberapa contoh proyek nyata dalam pembelajaran berbasis masalah yang bisa menjadi referensi:
Masalah sampah di sekolah
Di dalam kegiatan ini para peserta didik akan dapat melakukan pengamatan serta melakukan analisis data pada sampah-sampah yang ada di sekolah. Mereka akan dapat mengetahui solusi permasalahan sampah dan juga bagaimana pengelolaannya yang tepat sehingga mampu menjaga ekosistem lingkungan di sekolah.
Mengamati dampak penggunaan video pembelajaran di sekolah
Dalam kegiatan belajar ini peserta didik akan melakukan identifikasi masalah mengenai dampak penggunaan video pembelajaran pada kelas. Mereka akan melakukan analisis sehingga dapat mengetahui dampak penggunaan video pembelajaran apakah memiliki efek positif lebih banyak atau efek negatif lebih banyak. Kegiatan ini bisa membantu dalam memahami efektivitas pembelajaran dan juga memberikan solusi belajar yang tepat.
Analisis dampak penggunaan handphone pada peserta didik
Dalam kegiatan ini para peserta didik akan dapat melakukan identifikasi serta analisis pada masalah penggunaan handphone di sekolah. Peserta didik akan dapat melakukan analisis mengenai penggunaan handphone di masing-masing individu.
Mereka akan mengetahui akar permasalahan dari penyalahgunaan handphone dan juga mencarikan solusi yang tepat untuk masalah ini.
Analisis masalah ekosistem di lingkungan sekolah
Para peserta didik akan melakukan analisis mengenai masalah ekosistem yang ada di sekitar sekolah mereka. Mereka akan mengidentifikasi permasalahan ekosistem tersebut dengan menggunakan materi pembelajaran yang telah mereka dapatkan.
Selanjutnya peserta didik akan menggunakan informasi ini untuk mencari solusi tepat dalam mengatasi masalah ekosistem di lingkungan tersebut. Mereka akan mampu memahami permasalahan dan juga mencari solusi dengan tepat menggunakan pembelajaran ini.
Peran guru sebagai fasilitator PBL
Di dalam pembelajaran berbasis masalah, para guru memiliki peran penting sebagai fasilitator serta pembimbing pembelajaran. Guru memang tidak lagi menjadi pusat pembelajaran seperti kelas konvensional.
Namun dalam pembelajaran ini, para guru memiliki peran penting yang dapat mempengaruhi jalannya kegiatan di kelas. Berikut ini adalah beberapa peran guru yang dapat mempengaruhi kegiatan pembelajaran berbasis masalah.
Mempersiapkan materi dan persiapan pembelajaran
Para guru dalam pembelajaran ini memiliki peran penting dalam mempersiapkan materi dan juga mempersiapkan kegiatan pembelajaran. Para guru harus dapat menemukan permasalahan yang tepat dan relevan dengan materi belajar.
Selain itu para guru juga harus dapat mengelola dan mempersiapkan waktu yang tepat sehingga pembelajaran ini dapat terlaksana dengan baik.
Membagi kelompok
Tugas para guru dalam pembelajaran ini yaitu dalam proses pembagian kelompok. Proses pembagian kelompok ini harus mengedepankan kerjasama dan kolaborasi sehingga pembentukannya harus tepat dan sesuai.
Para guru harus dapat membentuk kelompok yang tepat, sehingga mampu mengakomodasi pembelajaran untuk para peserta didik dengan latar belakang yang berbeda.
Memotivasi peserta didik
Dalam proses pembelajaran, para guru juga harus dapat memotivasi para peserta didik sehingga mereka dapat aktif dalam kegiatan belajar. Seringkali dalam kegiatan belajar menggunakan sistem kelompok, terdapat beberapa peserta didik yang tidak ikut aktif dalam diskusi maupun kerja kelompok.
Para guru harus dapat memotivasi peserta didik ini sehingga mampu berpartisipasi serta terlibat dalam kegiatan kelompok tersebut untuk mencapai tujuan bersama.
Mengelola pembelajaran
Dalam pelaksanaannya para guru juga memiliki tugas untuk mengelola pembelajaran sehingga terlaksana sesuai dengan jadwal pelajaran dan tidak mengganggu jadwal pelajaran yang lainnya.
Para guru harus dapat mendorong peserta didik sehingga dapat manajemen waktu diskusi serta kerja kelompok dengan baik. Ini demi menghindari adanya kegiatan diskusi yang terlalu lama sehingga tidak menghasilkan hasil pembelajaran yang baik.
Baca Juga: Memahami Metode Pembelajaran Kunjung Karya
Hambatan & solusi implementasi pembelajaran berbasis masalah (problem based learning) di kelas
Dalam implementasi pembelajaran berbasis masalah, para guru akan menemui berapa hambatan yang mungkin menjadi tantangan tersendiri. Dengan solusi yang tepat para guru akan dapat menjadikan hambatan tersebut sebagai suatu kesempatan berharga untuk meningkatkan kemampuan.
Berikut ini ada beberapa informasi mengenai hambatan pembelajaran berbasis masalah di kelas dan juga solusi yang dapat guru terapkan secara praktis:
Hambatan dalam pembagian kelompok
Hambatan yang muncul terjadi dalam jenis pembelajaran ini yaitu ketika guru harus membagi kelompok. Pembagian kelompok pada kegiatan ini harus terlaksana secara efektif. Ini karena pembuatan kelompok ini harus memperhatikan perbedaan tingkat pemahaman dan juga keterampilan peserta didik masing-masing.
Para guru juga perlu memperhatikan adanya dinamika pada masing-masing kelompok. Selain itu perhatikan juga apakah setiap anggota kelompok akan bisa aktif dan pembelajaran atau belum.
Solusi dari permasalahan ini yaitu agar guru melakukan observasi terlebih dahulu mengenai informasi karakteristik peserta didik. Informasi mengenai tingkat pemahaman peserta didik juga bisa menjadi bahan referensi untuk membagi kelompok.
Perhatikan karakteristik peserta didik ketika pembelajaran untuk memahami sifat mereka masing-masing. Lakukan wawancara jika memang diperlukan.
Hambatan materi dan waktu
Hambatan yang mungkin terjadi pada pembelajaran ini yaitu ada pada aspek materi dan waktu. Hambatan ini umumnya muncul pada prosesi persiapan pembelajaran dan juga pelaksanaan pembelajarannya.
Proses pembelajaran ini umumnya akan menghabiskan banyak waktu karena para pendidik harus mencari masalah yang relevan serta mempersiapkan sumber daya yang bisa mendukung kegiatan belajar.
Proses ini dapat menghabiskan banyak waktu karena para guru harus dapat menyelesaikan dengan kondisi yang ada di lingkungan serta materi yang sedang mereka pelajari.
Untuk mengatasi masalah ini variabel bisa melakukan riset secara tepat menggunakan sumber-sumber yang ada. Gunakan sosial media untuk mencari permasalahan relevan sesuai dengan materi pelajaran.
Para guru juga dapat meluangkan waktu secara khusus untuk persiapan materi ini. Di dalam pelaksanaannya, para guru bisa mengelola pembelajaran dan memberikan waktu khusus untuk kegiatan belajar berbasis masalah di jadwal sekolah.
Hambatan dalam pengelolaan waktu
Hambatan selanjutnya yang umumnya selalu ada dalam proses pembelajaran berbasis masalah yaitu dalam segi pengelolaan waktu. Pengelolaan waktu pada pembelajaran berbagai masalah bisa menjadi suatu hambatan karena para peserta didik bisa saja terjebak pada diskusi yang panjang bersama kelompoknya.
Kegiatan diskusi ini memang penting dalam pembelajaran berbasis masalah, namun terkadang peserta didik tidak bisa manajemen waktu dengan baik sehingga tidak dapat menghasilkan hasil diskusi yang tepat.
Masalah ini dapat menjadi hambatan karena peserta didik bisa saja tidak dapat melaksanakan kegiatan belajar dengan semestinya sesuai dengan ketentuan. Untuk mengatasi masalah ini para guru bisa menjadi sosok pembimbing sehingga mampu memastikan bahwa peserta didik dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran secara tepat dan dapat melaju ke tahap pembelajaran selanjutnya sesuai ketentuan.
Para guru dapat mendorong agar para peserta didik mampu melaksanakan diskusi yang efektif namun tidak menyelesaikan waktu banyak waktu. Ingatkan bahwa peserta didik harus memperhatikan waktu dalam kegiatan diskusi tersebut.
Hambatan dalam sumber daya
Tantangan pembelajaran berbasis masalah yang selanjutnya yaitu dalam aspek sumber daya. Sumber daya dari pembelajaran ini akan bergantung pada kondisi sekolah masing-masing.
Para guru bisa saja mengalami kesulitan dalam mengakibatkan akses sumber daya tambahan untuk mendukung pembelajaran berbasis masalah. Sebagai suatu solusi, para guru bisa berimprovisasi dan renovasi untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia sehingga mampu melaksanakan pembelajaran secara efektif.
Penutup
Itulah dia informasi mengenai pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning) di kelas yang bisa menjadi salah satu pilihan pembelajaran yang efektif untuk kegiatan kelas. Dengan melaksanakan pembelajaran ini, para guru bisa melatih peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuan pemikiran kritis dan juga kerjasama bersama rekan lain.





