Notice: Function _load_textdomain_just_in_time was called incorrectly. Translation loading for the wordpress-seo domain was triggered too early. This is usually an indicator for some code in the plugin or theme running too early. Translations should be loaded at the init action or later. Please see Debugging in WordPress for more information. (This message was added in version 6.7.0.) in /home/duniaguru/htdocs/duniaguru.id/wp-includes/functions.php on line 6114
Teori Belajar Kognitif: Jenis hingga Contoh Penerapannya - Dunia Guru

Teori Belajar Kognitif: Jenis hingga Contoh Penerapannya

Guru memiliki tanggung jawab besar dalam menjadi fasilitator dan pembimbing untuk para peserta didik. 

Dalam pelaksanaan pembelajaran guru bisa menggunakan metode belajar yang cocok untuk kebutuhan, contohnya yaitu dengan menggunakan teori belajar kognitif. 

Teori belajar ini lebih menekankan pada pemikiran, pengalaman serta kemampuan indera untuk memahami ilmu pengetahuan. Dengan penggunaan metode ini proses pembelajaran akan jadi lebih baik. 

Pelaksanaan pembelajaran yang lebih baik dan cocok dengan karakter peserta didik akan menjadi kunci keberhasilan dalam mencapai tujuan pembelajaran di kelas. Maka dari itu, para guru harus bisa memahami dan memilih metode ajar yang tepat. 

Berikut ini adalah informasi secara lengkap tentang teori pembelajaran kognitif dan contohnya. Jadikan referensi ketika ingin melaksanakan pembelajaran ya. 

Apa itu Teori Belajar Kognitif? 

Teori belajar secara kognitif adalah suatu teori belajar yang fokus pada bagaimana proses berpikir, pemahaman, dan proses pemahaman informasi bisa memiliki peran dalam pembelajaran. 

Teori ini menjadikan pikiran sebagai pusat dari proses pembelajaran sehingga bisa mempengaruhi cara seseorang dalam merespon lingkungan di sekitarnya. 

Dibandingkan dengan teori lainnya yang lebih menekankan pada respon atau perilaku, teori ini cukup berbeda. 

Fokus dari teori belajar ini adalah berusaha untuk memahami bagaimana suatu informasi bisa diterima, dikelola, dan digunakan oleh pikiran untuk menghasilkan pengetahuan serta pemahaman baru. 

Teori kognitif ini memiliki ciri-ciri tertentu, contohnya yaitu:

  • Fokus Pada Pentingnya Kognisi Pada Pembelajaran: Teori pembelajaran kognitif akan menekankan bahwa proses kognisi memiliki peran penting dalam pembelajaran. Proses kognisi ini yaitu proses persepsi, pemecahan masalah dan pemikiran abstrak.  
  • Menggunakan Strategi Kognitif: Teori ini memahami pentingnya strategi kognitif yang menjadi teknik pendekatan untuk membantu memproses suatu informasi. Strategi ini bisa berupa mengelompokkan informasi baru, membuat gambaran mental dan menghubungkan pengetahuan baru dengan yang sudah ada. 
  • Adanya Orang Aktif Individu: Teori belajar ini juga menekankan adanya peran aktif dari individu dalam proses pembelajaran. Tiap individu memiliki cara berpikir yang unik dan mereka akan terlibat secara aktif dalam melakukan asimilasi ilmu baru tersebut. 
  • Konsep Skema: Skema adalah struktur mental yang menjadi dasar untuk melakukan organisasi pengetahuan. Skema bisa membantu dalam mengartikan dan mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan yang sudah ada. 
  • Kesalahan dalam Pembelajaran Itu Penting: Teori ini juga berpendapat bahwa kesalahan adalah suatu bagian alami dari proses pembelajaran. Individu yang melakukan kesalahan akan dapat memperbaiki pemahaman mereka dengan melakukan perbaikan skema atau mengganti strategi pembelajaran. 

Jenis-jenis Teori Belajar Kognitif 

Teori pembelajaran ini memiliki beberapa jenis yang bisa para guru pilih. Berikut ini beberapa jenis pembelajaran yang bisa jadi referensi ke depannya. 

1. Teori Pengelolaan Informasi 

Jenis teori kognitif yang pertama yaitu teori pengelolaan informasi. Teori ini akan menggambarkan otak manusia sebagai alat yang memproses informasi secara aktif. 

Ketika seseorang menerima informasi, otak akan melakukan organisasi dan menyimpan informasi tersebut untuk nantinya masuk ke pemrosesan. 

Teori ini menekankan pentingnya atensi dan juga memori dalam pembentukan pengetahuan yang baru. 

2. Teori Belajar Koneksi

Selanjutnya ada teori belajar koneksi atau bisa disebut dengan connectionist learning. Teori belajar koneksi ini memfokuskan tentang bagaimana hubungan antara sel saraf di otak bisa membentuk suatu representasi mental dan koneksi antara informasi tersebut. 

Jaringan saraf akan beradaptasi berdasarkan dengan pengalaman dan pelatihan untuk membentuk pola koneksi yang kuat dan mencerminkan pembelajaran. 

3. Teori Belajar Sosial Sosial Kognitif 

Jenis teori kognitif yang selanjutnya yaitu teori belajar sosial kognitif. Teori ini menekankan pentingnya pembelajaran dengan proses observasi dan interaksi sosial. 

Seseorang dapat belajar dari orang lain dengan proses perhatian, retensi, reproduksi dan motivasi. Teori belajar ini juga meliputi konsep evaluasi diri dan keyakinan diri yang memiliki pengaruh dalam pembelajaran. 

4. Teori Konstruktivis Kognitif. 

Teori konstruktivis kognitif berpendapat bahwa seseorang membangun pengetahuan mereka sendiri secara aktif dengan menggunakan pengalaman dan refleksi diri sendiri. 

Proses ini akan melibatkan pembentukan konsep dan skema yang berdasarkan pengalaman nyata. 

Contoh Penerapan Teori Belajar Kognitif 

Penerapan teori ini dalam pembelajaran bisa guru lakukan dengan sederhana. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan teori ini yang bisa jadi referensi para guru dalam pembelajaran di sekolah. 

1. Menggunakan Strategi Metakognisi

Metakognisi adalah pemahaman seseorang mengenai proses kognitif mereka sendiri. 

Penerapan teori belajar secara kognitif bisa menghubungkannya dengan kemampuan metakognitif peserta didik sehingga bisa mengenal cara berpikir dan strategi pembelajaran yang efektif. 

Guru bisa membantu peserta didik dalam melaksanakan identifikasi strategi pembelajaran yang cocok untuk suatu tugas. Guru juga bisa memberikan waktu untuk melaksanakan refleksi setelah mengerjakan suatu proyek. 

2. Pembelajaran Berbasis Masalah 

Pembelajaran dengan berbasis masalah ini adalah salah satu pendekatan yang sesuai dengan teori belajar kognitif. 

Metode ini akan memberikan tantangan pada peserta didik untuk menggambarkan keterampilan secara kognitif mereka dalam menyelesaikan masalah atau kondisi yang relevan dengan kehidupan sehari-hari. 

Dalam pembelajaran ini, peserta didik akan dituntut untuk berpikir kritis sehingga bisa melakukan identifikasi informasi dan mencari solusi yang tepat untuk permasalahan. 

Kegiatan ini bisa membantu memperkuat koneksi pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan yang baru. 

3. Pengajaran Kolaboratif

Selanjutnya ada pengajaran kolaboratif. Teori belajar secara kognitif memfokuskan peran interaksi sosial dalam proses pembelajaran. 

Dengan pembelajaran secara kolaboratif, peserta didik bisa bertukar informasi, mendapatkan pemahaman baru dan membantu satu sama lain dalam memahami materi pembelajaran. 

Proses tersebut akan membantu peserta didik agar bisa memperkuat pemahaman ilmu dengan perspektif dan penjel dari interaksi sosial yang ada. 

Pengajaran ini juga dapat memicu penggunaan strategi kognitif yang berbeda dan meningkatkan kemampuan dalam berpikir secara kritis. 

4. Menggunakan Teknologi Augmented Reality dan Virtual Reality 

Implementasi teori belajar ini juga bisa terlaksana dengan penggunaan Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR). 

Penggunaan Augmented Reality dan Virtual Reality bisa meningkatkan pengalaman belajar dengan membantu menciptakan lingkungan belajar yang tepat. 

Teori belajar secara kognitif menekankan pada pentingnya konteks dalam memahami informasi. 

Dengan adanya teknologi ini, peserta didik dapat mengalami situasi nyata secara virtual sehingga memungkinkan mereka untuk membangun pemahaman yang lebih dalam dan terlibat secara aktif di proses pembelajaran di kelas. 

5. Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Berbasis Inkuiri 

Implementasi teori belajar kognitif bisa juga dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan basis inkuiri. 

Pengajaran dengan basis inkuiri ini akan melibatkan peserta didik dalam mencari jawaban dari suatu pertanyaan atau masalah. 

Pendekatan ini akan memicu proses berpikir kritis peserta didik sehingga mampu memperkuat kemampuan metakognisi. Peserta didik akan dapat mengajukan pertanyaan, mengumpulkan serta melakukan analisis informasi, lalu mencapai pemahaman baru dengan proses eksplorasi aktif.

Itulah informasi penting yang menyangkut dengan materi teori belajar kognitif. Dengan memahami teori pembelajaran ini, peserta didik akan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman di kelas sehingga bisa mencetak prestasi yang lebih baik. Guru juga dapat meningkatkan kualitas kinerja dengan lebih tepat.

Asesmen Awal Pembelajaran, Bagaimana Teknik Pembelajarannya?

Pembelajaran Berdiferensiasi: Pengertian, Tujuan, Hingga Tantangan

Problem Based Learning: Karakteristik dan Pengertiannya

Artikel ini ditulis oleh:

Share the Post: