Penilaian dalam kegiatan pembelajaran adalah salah satu bagian penting untuk mengevaluasi dan menganalisa kemampuan peserta didik. Salah satu aspek yang penting yaitu dengan contoh penilaian kognitif.
Aspek kognitif yang menjadi penilaian dalam proses pembelajaran ini mengutamakan proses penilaian untuk bisa mengukur pengetahuan peserta didik.
Penilaian ini juga berfokus pada penalaran, proses berpikir dan perkembangan keterampilan rasional peserta didik.
Penilaian ini memiliki aspek yang penting dalam pelaksanaannya. Berikut ini adalah beberapa informasi terkait dengan penilaian secara kognitif yang bisa jadi referensi para guru.
Apa Saja Aspek Penilaian Kognitif?
Sebelum mengetahui contoh penilaian kognitif, kita harus tahu bahwa dalam penilaian kognitif, ada beberapa aspek di dalamnya.
Berikut ini adalah enam aspek penilaian kognitif yang harus diperhatikan oleh guru:
1. Aspek Kognitif Pengetahuan
Aspek ini berkaitan dengan banyak hal yang menjadi dasar pengetahuan. Pengetahuan bisa berubah tergantung kemampuan dalam menghafal, menafsirkan, menganalisis dan lain sebagainya.
Kemampuan posesif meliputi beberapa hal yaitu kemampuan dalam mengingat konsep, metode, struktur dan proses.
Ini merupakan tingkatan dasar untuk melihat kemampuan seseorang dalam memahami materi.
2. Aspek Kognitif Pemahaman
Pada aspek ini ada beberapa hal yang harus peserta didik miliki yaitu kemampuan dalam membandingkan, mengorganisasikan, mendeskripsikan, memahami makna, mengategorikan, memahami konsep, dan lain sebagainya.
Pada aspek ini ada persyaratan bagi peserta didik untuk bisa menjelajahi konsep yang sudah mereka pahami. Pada tingkat ini peserta didik tidak hanya mengingat tetapi juga memahami.
Penilaian pada tingkat ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang memiliki sudut pandang mereka sendiri dalam memahami suatu hal.
Pemahaman ini bisa terjadi secara langsung atau dengan pembelajaran yang berulang.
3. Aspek Kognitif Aplikasi
Aspek ini bertujuan untuk menerapkan apa yang peserta didik pahami dengan menggunakan kaidah dan prinsip dari ilmu dalam kondisi nyata.
Tujuan dari aspek ini berfokus pada kemampuan untuk menerapkan konsep abstrak pada teori tertentu.
Penerapannya bisa memperhatikan lingkungan sekolah dan masyarakat. Selain itu, aspek ini memiliki visi yang luas dan tidak terbatas.
4. Aspek Kognitif Analisis
Aspek ini berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam melakukan tes dan memecahkan informasi.
Dalam aspek ini keterkaitan antara satu hal dan yang lainnya bisa terlihat dan ditarik kesimpulan.
Analisis ini bisa berupa analisis faktor, analisis organisasi sosial dan analisis keterkaitan. Kemampuan ini contohnya seperti kemampuan seseorang untuk menghubungkan peristiwa dalam suatu kejadian terkait.
5. Aspek Kognitif Ulasan
Aspek ulasan berhubungan dengan kemampuan untuk menyimpulkan bahwa kesimpulan tersebut benar atau salah.
Kemampuan untuk mengetahui hasil ini memberikan kesadaran diri untuk mengetahui tahap belajar selanjutnya sehingga baik untuk pemahaman materi.
6. Aspek Kognitif Penciptaan
Peserta didik diharapkan untuk bisa mengembangkan diri sehingga mampu untuk menciptakan sesuatu yang unik. Kreativitas ini bisa muncul jika memiliki bakat dan pemahaman pada konsep dasar.
Contoh penilaian kognitif
Bagaimana contoh penilaian kognitif? Simak informasi selengkapnya dengan membaca bab contoh penilaian secara kognitif ini.
1. Tes Lisan
Tes lisan merupakan jenis tes yang terlaksana secara lisan oleh peserta didik dengan guru.
Manfaat dari tes ini adalah untuk menguji peserta didik dalam aspek pembelajaran yang berhubungan dengan komunikasi. Dalam pelaksanaannya, tes ini bisa dilakukan dengan cara individu atau kelompok.
Tes ini memiliki kesamaan dengan tes secara tertulis. Namun perbedaan keduanya ada pada pelaksanaannya.
Pada tes lisan, pelaksanaannya dengan bentuk lisan, yaitu berkomunikasi secara tanya jawab antara peserta didik dan guru. Materi pada tes ini juga cukup sama dengan tes tertulis.
Kelebihan dari tes lisan yaitu:
- Dapat memberi tahu kemampuan peserta didik secara langsung seperti penguasaan materi atau kemampuan dalam memberikan pendapat di depan orang lain.
- Peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk menyontek karena mereka harus menjawab secara langsung.
- Hasil tes lisan dapat peserta didik ketahui secara langsung.
- Peserta didik bisa mengkonfirmasi ulang soal jika belum memahaminya.
Sedangkan untuk kekurangan jenis penilaian ini yaitu:
- Guru bisa memiliki kesempatan untuk memberikan pertanyaan yang tidak sesuai dengan materi atau bahan yang mereka uji.
- Memungkinkan terjadinya ketidakadilan antara peserta didik karena penilaian bisa terjadi secara subjektif.
- Tes membutuhkan waktu pelaksanaan yang lebih lama karena harus terlaksana secara langsung.
- Peserta didik bisa merasa kurang bebas dalam mengemukakan pendapat mereka.
- Penilaian dalam tes sangat mungkin terjadi secara subjektif.
2. Tes Penugasan
Selanjutnya ada penilaian dengan cara penugasan, terlaksana dengan peserta didik yang mendapatkan tugas yang memiliki fungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik dan meningkatkan pengetahuan.
Penugasan yang terlaksana sebelum proses pembelajaran memiliki tujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta didik.
Sedangkan penugasan pada akhir proses pembelajaran berguna untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik memahami materi pelajaran.
Tes ini juga memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan dari penugasan yaitu:
- Ilmu pengetahuan yang peserta didik pahami bisa bertahan lama karena peserta didik dapat menemukan ilmu baru ketika mengerjakan tugas dari guru.
- Peserta didik memiliki kesempatan untuk meningkatkan kemampuan keberanian, tanggung jawab dan kemandirian.
- Peserta didik bisa mengetahui tingkat pemahaman mereka dan meningkatkan kesempatan untuk memahami secara mendalam.
Sedangkan kekurangan dari penugasan yaitu:
- Dengan penugasan, ada kesempatan peserta didik meniru hasil tugas orang lain karena tidak ada pengawasan.
- Tugas bisa saja dikerjakan oleh orang lain.
- Peluang kerja sama lebih besar.
3. Tes Tertulis
Tes ini akan menilai kemampuan peserta didik dalam pemahaman materi yang sudah mereka pelajari. Umumnya, tes ini dilakukan untuk menentukan evaluasi peserta didik pada suatu materi pelajaran.
Pelaksanaan tes ini umumnya pada ujian ganjil, genap, atau ulangan harian. Tes ini akan mengukur kemampuan peserta didik dalam pemahaman materi secara bersamaan.
Sama seperti jenis penilaian kognitif lainnya, tes ini memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.
Berikut ini beberapa kelebihan tes tertulis untuk peserta didik:
- Mudah pelaksanaannya bagi guru karena terlaksana bersamaan dan umumnya menggunakan soal yang sama.
- Peserta didik bisa memberi jawaban yang baik karena memiliki waktu yang cukup dan bisa mempertimbangkan jawaban sebelumnya.
- Peserta didik bisa mempersiapkan diri lebih dahulu dengan membaca materi dan menghafal.
- Memudahkan dalam proses koreksi jawaban.
- Proses penilaian bisa lebih objektif.
Sedangkan tes tertulis ini juga memiliki kekurangan yaitu:
- Memiliki kesempatan peserta didik untuk mencontek karena soal yang sama.
- Peserta didik hanya perlu menghafal sehingga tidak memberikan ruang belajar pada kemampuan analisa.
- Peserta didik tidak benar-benar membuktikan bahwa mereka memahami pelajaran karena hasil jawaban bisa saja menggunakan hasil contekan.
- Perlu pengawasan karena rawan kegiatan mencontek.
Manfaat melakukan penilaian kognitif
Apa saja manfaat dari penilaian kognitif ini? Berikut ini adalah beberapa informasi terkait manfaat evaluasi secara kognitif:
- Mengukur Pemahaman Peserta Didik pada Materi
- Memahami Tingkat Kemampuan Peserta Didik
- Membantu Perencanaan Pembelajaran Selanjutnya
- Menjadi Umpan Balik Kinerja Guru
Itulah dia informasi tentang contoh penilaian kognitif yang bisa para guru jadikan ilmu baru. Ilmu ini akan berguna untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga bisa mencapai tujuan pendidikan yang telah menjadi cita-cita.
Nilai Akreditasi Sekolah: Standar Penilaian dan Cara Ceknya
Penilaian Rencana Hasil Kerja, Bagaimana Fungsi dan Prosesnya?