Proses penilaian adalah suatu bagian yang penting di proses pembelajaran. Proses penilaian ini menggunakan standar penilaian pendidikan yang telah menjadi pedoman bagi pendidikan di Indonesia.
Pedoman ini tersusun oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Dengan adanya standar ini akan menjadi bahan evaluasi untuk pelaksanaan pembelajaran di masa depan.
Dengan begitu, perkembangan pendidikan di Indonesia bisa terlaksana dengan lancar dan maju.
Hal ini demi terciptanya pendidikan yang terus berubah dan berkembang sesuai dengan perubahan zaman.
Berikut ini adalah beberapa informasi tentang standar penilaian bidang pendidikan yang bisa menjadi referensi bagi para guru yang ingin mendalami tentang sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia.
Apa itu Standar Penilaian Pendidikan?
Proses penilaian adalah bagian dari proses pembelajaran yang harus menjadi perhatian.
Nilai memang bukan hal yang paling penting, namun nilai dapat berguna untuk membantu memetakan kemampuan peserta didik dan bisa menjadi bahan evaluasi untuk pembelajaran di masa depan.
Proses penilaian ini tidak boleh terjadi tanpa mengikuti pedoman. Maka dari itu terdapat pedoman standar untuk melakukan proses penilaian.
Standar penilaian adalah kriteria yang berkaitan dengan lingkup, tujuan, manfaat, mekanisme, prinsip, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
Hal-hal tersebut penilaian ini akan menjadi dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan menengah.
Pengertian tersebut dapat ditemukan di Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Ini berarti bahwa standar penilaian akan guru gunakan harus menggunakan pedoman Permendikbud ini.
Tujuan dan Fungsi Adanya Standar Penilaian Pendidikan
Tujuan dari adanya standar penilaian ini sendiri adalah untuk menciptakan proses penilaian yang mengacu pada tercapainya standar kompetensi lulusan.
Selain itu, ada beberapa fungsi standar penilaian yang bisa para guru perhatikan yaitu:
1. Membantu para guru dalam melakukan evaluasi hasil belajar dari peserta didik
Fungsi pertama dari adanya standar penilaian ini yaitu menjadi suatu bantuan untuk para guru sehingga bisa melaksanakan tugas evaluasi hasil belajar peserta didik dengan baik.
Dengan adanya standar penilaian ini akan membantu agar peserta didik bisa memahami diri mereka sendiri dengan lebih baik sehingga bisa meningkatkan kekurangan mereka dan membuat keputusan yang tepat.
Adanya standar penilaian ini juga akan membantu peserta didik dalam menentukan berbagai keputusan yang terkait dengan pendidikan.
Contohnya yaitu seperti penjurusan, program pengembangan dan juga arah karir.
2. Acuan untuk menjalankan penilaian
Fungsi yang selanjutnya dari standar penilaian ini yaitu menjadi suatu bentuk pedoman bagi tenaga pendidik dalam menjalankan penilaian terhadap hasil belajar peserta didik.
Standar penilaian ini bisa menjadi alat untuk menemukan kekurangan dan kekuatan dari suatu proses pembelajaran yang sedang berlangsung.
Hal ini bisa menjadi alat untuk perbaikan di pembelajaran selanjutnya sehingga bisa mengurangi kekurangan tersebut dan memberikan hasil yang lebih baik.
3. Membuat penilaian yang transparan
Fungsi selanjutnya dari standar penilaian ini yaitu bisa membantu dalam membuat penilaian yang lebih transparan.
Ini karena dengan adanya standar yang jelas, proses penilaian akan jadi lebih baik dan transparan. Hal ini demi menghindari adanya kecurangan dalam evaluasi.
Komponen standar penilaian pendidikan
Dalam standar penilaian bidang pendidikan ini, terdapat komponen penting yang harus ada di dalamnya.
Berikut ini adalah beberapa komponen yang ada di standar penilaian bidang pendidikan.
1. Aspek Penilaian
Aspek penilaian di standar evaluasi yang berada pada jenjang pendidikan di tingkat dasar dan menengah yaitu:
- Aspek sikap: aspek ini memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi secara deskriptif tentang sikap dan tingkah laku peserta didik.
- Aspek pengetahuan: aspek ini memiliki tujuan untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik pada pengetahuan yang mereka dapatkan.
- Aspek keterampilan: aspek ini memiliki tujuan untuk mengukur kemampuan peserta didik untuk mengimplementasikan ilmu pengetahuan yang mereka miliki untuk menemukan solusi dari permasalahan.
2. Prinsip Penilaian
Beberapa prinsip penilaian yang harus ada menurut rumusan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yaitu:
- Sahih: berarti bahwa data penilaian telah sesuai dengan kemampuan peserta didik.
- Objektif: kriteria penilaian sudah jelas dan sesuai dengan prosedur sehingga penilaian tidak bersifat subjektif.
- Terpadu: berarti bahwa penilaian dan proses pembelajaran berjalan bersamaan dan tidak dapat terpisahkan.
- Terbuka: ini berarti bahwa prosedur, kriteria dan dasar penilaian dapat diketahui oleh pihak terkait.
- Menyeluruh serta berkesinambungan: berarti bahwa penilaian terlaksana dengan berbagai teknik dan mencakup keseluruhan kompetensi.
- Sistematis: berarti bahwa pelaksanaan penilaian terjadi secara terencana dan sesuai dengan langkah yang menjadi ketentuan.
- Mengacu pada kriteria: berarti bahwa penilaian ini berdasarkan pencapaian kompetensi yang telah menjadi ketetapan.
- Akuntabel: keseluruhan hasil penilaian ini dapat dipertanggungjawabkan.
- Adil: berarti bahwa penilaian tidak akan menguntungkan salah satu pihak saja. Ini karena proses penilaian yang berlaku akan sama sesuai dengan jenjang pendidikan.
3. Bentuk Penilaian
Bentuk penilaian ini dapat terlihat dari penyelenggaraan proses penilaian, yaitu:
- Bentuk penilaian oleh guru: tenaga pendidik guru dapat melakukan proses penilaian dalam bentuk ujian, kuis, tugas, observasi, dan lain sebagainya. Hasil penilaian ini dapat menjadi bahan evaluasi untuk membantu memperbaiki proses pembelajaran dan memetakan kemampuan tiap peserta didik.
- Bentuk penilaian unit satuan pendidikan: bentuk penilaian ini berupa ujian sekolah dan ujian praktik. Hasil dari penilaian ini berguna untuk menentukan kelulusan peserta Didik.
- Bentuk penilaian pemerintah: bentuk penilaian ini menggunakan standar dari pemerintah. Contohnya yaitu Asesmen Ketuntasan Minimal atau AKM.
4. Mekanisme Penilaian
Mekanisme penilaian adalah cara melaksanakan suatu penilaian dengan terintegrasi untuk mencapai standar kompetensi yang ada. Mekanisme ini terlaksana sebagai berikut:
- Mekanisme penilaian tenaga pendidik: tenaga pendidik membuat RPP berdasarkan silabus yang ada. Penilaian kemudian terlaksana dengan tes tulis, lisan, tugas dan lain sebagainya. Terdapat penilaian untuk sikap dan keterampilan dengan pengamatan guru.
- Mekanisme penilaian unit satuan pendidikan: KKM akan ditetapkan di rapat dewan pendidik. Penilaian harus mencakup aspek ilmu pengetahuan, sikap dan keterampilan. Penilaian terlaksana setelah ujian sekolah. Hasil penilaian menjadi bahan rapat bersama dewan pendidik.
- Mekanisme penilaian oleh pemerintah: penilaian ini terlaksana melalui AKM atau bentuk penilaian lainnya.
Prosedur dalam standar penilaian pendidikan
Bagaimana prosedur dalam standar penilaian ini? Dalam standar penilaian bidang pendidikan ini, terdapat prosedur yang bisa guru ikuti, contohnya yaitu:
1. Prosedur penilaian aspek pengetahuan
- Menyusun rencana penilaian dengan sistematis.
- Mengembangkan instrumen penilaian.
- Mengadakan proses penilaian.
- Memberi hasil penilaian dalam bentuk laporan angka dan deskripsi.
2. Prosedur penilaian aspek sikap
- Guru memperhatikan sikap peserta didik saat pembelajaran berlangsung.
- Setiap perilaku tercatat pada lembar observasi.
- Guru mengambil tindak lanjut berdasarkan hasil pengamatan.
- Menulis deskripsi pada laporan akhir pembelajaran.
3. Prosedur penilaian aspek keterampilan
- Menyusun rancangan penilaian secara sistematis.
- Mengembangkan instrumen penilaian.
- Melakukan penilaian.
- Menyampaikan hasil penilaian.
Itulah dia informasi penting tentang standar penilaian pendidikan yang berguna untuk pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Semoga dengan informasi ini para guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan tepat dan sesuai dengan ketentuan sehingga bisa mencetak peserta didik berprestasi.
Pentingnya Jenis Penilaian Pembelajaran dalam Belajar Mengajar
Penilaian Rencana Hasil Kerja, Bagaimana Fungsi dan Prosesnya?