Dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, guru bisa mencoba yang menggunakan berbagai metode pembelajaran yang dirasa cocok untuk kebutuhan peserta didik. Salah satu contohnya yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran saintifik.
Metode pembelajaran ini adalah pembelajaran yang menggunakan kaidah keilmuan yang senantiasa memuat rangkaian aktivitas pengumpulan data dengan melakukan observasi, eksperimen, dan lain sebagainya.
Dengan metode pembelajaran ini, peserta didik akan terlatih untuk bersikap kritis sehingga bisa memahami persoalan dalam mata pelajaran dengan lebih dalam.
Dalam metode pembelajaran saintifik, kegiatan pembelajaran akan terlaksana secara analitis sehingga tidak hanya tentang menghapal saja.
Peserta didik harus bisa berpikir, bertanya, dan berkesimpulan untuk bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik.
Berikut ini adalah beberapa informasi tentang metode pembelajaran yang bersifat saintifik ini yang bisa menjadi referensi guru yang ingin menggunakan pembelajaran bervariasi.
Jenis Pembelajaran Saintifik
Guru dapat memiliki banyak beberapa model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran berbasis saintifik, contohnya seperti di bawah ini:
1. Pembelajaran Berbasis Masalah
PBM atau Pembelajaran berbasis masalah ini adalah pembelajaran yang menyediakan masalah secara nyata sebagai suatu sarana untuk membantu mengembangkan keterampilan peserta didik dalam memecahkan masalah yang ada di kehidupan nyata.
Dengan menggunakan pembelajaran ini, peserta didik akan terbiasa untuk menyelesaikan masalah yang ada sehingga bisa cepat tanggap dan bisa berpikir kritis terhadap masalah tersebut. Dengan jenis pembelajaran ini, peserta didik akan dapat mengembangkan kemampuan diri dengan lebih baik sehingga bisa mencapai tujuan dan mendapatkan manfaat kemampuan berpikir yang logis.
Pembiasan dengan metode pembelajaran ini akan membantu peserta didik agar bisa mengembangkan pengetahuan yang berguna dalam pemecahan masalah sehari-hari. Hal ini akan menjadi kunci penting perkembangan keterampilan soft skill peserta didik.
2. Pembelajaran Berbasis Proyek
Selanjutnya adalah pembelajaran dengan basis proyek, yaitu model pembelajaran yang menggunakan suatu proyek atau rangkaian kegiatan sehingga bisa menghasilkan suatu produk dalam usaha untuk mencapai kompetensi dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Aktivitas dalam pembelajaran inj yang akan turut berkembang yaitu keterampilan dalam meneliti, menganalisis, membuat hingga mempresentasikan suatu produk.
Produk dalam pembelajaran ini bisa dalam bentuk desain, karya tulis, karya seni, karya teknologi, skema dan lain sebagainya.
Pembelajaran ini akan menuntut peserta didik untuk bisa bekerja sama dengan rekan lainnya sehingga bisa melatih kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, kemampuan menghargai pendapat, dan juga berpikir kritis.
3. Pembelajaran Discovery Learning
Selanjutnya ada pembelajaran dengan metode discovery learning. Model pembelajaran ini adalah proses pembelajaran yang menyajikan masalah hasil rekayasa atau tidak nyata sebagai suatu cara untuk membantu melatih peserta didik dalam menyelesaikan permasalahan tersebut dengan baik.
Model pembelajaran ini akan membantu peserta didik agar dapat merumuskan dan menjawab pertanyaan yang ada sehingga bisa berpikir lebih analitis.
Pembelajaran ini juga akan melatih kemampuan berimajinasi peserta didik sehingga bisa memberikan solusi yang tepat ketika terdapat masalah yang di luar kebiasaan.
Peserta didik akan belajar lebih terbuka pada suatu kemungkinan yang ada di dunia.
4. Pembelajaran Inkuiri
Selanjutnya yaitu pembelajaran dengan model inkuiri. Pembelajaran jenis ini hampir sama dengan pembelajaran discovery learning.
Pembelajaran inkuiri ini adalah suatu proses pembelajaran yang turut menekankan peserta didik untuk menemukan suatu jawaban secara mandiri.
Hal ini sesuai dengan arti kata inkuiri yang berarti mencari informasi. Model pembelajaran ini akan menghadapkan peserta didik pada proses menemukan jawaban dari permasalahan yang nyata dan bukan hasil rekayasa.
Proses pembelajaran ini akan melatih peserta didik agar bisa berpikir secara logis dan kritis ketika menghadapi suatu tantangan.
Peserta didik akan mampu memecahkan permasalahan dengan menemukan jawaban secara mandiri sehingga bisa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.
Langkah Melakukan Pembelajaran Saintifik
Bagaimana langkah pelaksanaan pembelajaran metode ini?
Berikut ini adalah beberapa langkah yang bisa menjadi pedoman para guru dalam melaksanakan pembelajaran bersifat saintifik:
1. Observasi
Langkah pertama dalam pembelajaran ini yaitu dengan mengamati. Peserta didik bisa menggunakan kemampuannya dalam mengamati kejadian yang ada di sekitar sehingga bisa menjadi pelajaran.
Kegiatan mengamati ini bisa terlaksana dengan menggunakan alat bantu seperti media video atau secara langsung. Langkah ini bertujuan untuk membantu agar peserta didik bisa menemukan masalah yang belum terpecahkan.
Guru bisa memfasilitasi peserta didik agar dapat melakukan investigasi terhadap masalah yang ada. Proses ini penting untuk melatih kemampuan observasi dan identifikasi.
2. Bertanya
Langkah selanjutnya yaitu dengan bertanya. Setelah mengamati, peserta didik bisa membuat berbagai pertanyaan yang belum mereka pahami jawabannya terkait dengan materi pembelajaran.
Dalam langkah ini, guru harus memiliki kesibukan dan yang matang untuk menentukan cara atau pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik sehingga bisa relevan dengan materi.
Hal ini akan mendorong ketertarikan peserta didik sehingga pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
3. Mengumpulkan Informasi dan Bereksperimen
Langkah selanjutnya yaitu dengan mengumpulkan informasi dan juga bereksperimen. Setelah pada langkah sebelumnya, peserta didik bisa mencoba menggali lebih dalam tentang informasi permasalahan dari berbagai sumber.
Menggali informasi ini bisa terlaksana dengan berbagai cara, yaitu dengan bereksperimen, wawancara, diskusi, membaca buku, demonstrasi, dan lain sebagainya.
Guru bisa berperan sebagai fasilitator yang akan mengarahkan peserta didik untuk menemukan sumber informasi yang relevan.
4. Menganalisis Data
Selanjutnya peserta didik bisa melakukan langkah mengolah atau menganalisis data yang ada. Proses ini bisa peserta didik lakukan setelah mendapatkan informasi tentang permasalahan dari berbagai sumber.
Pada tahap ini peserta didik akan memanfaatkan data yang telah mereka cari untuk proses pemecahan masalah.
Guru bisa menjadi seorang pembimbing dan pembina agar peserta didik bisa menghubungkan data yang mereka kumpulkan sehingga bisa menjadi kesimpulan.
Aktivitas ini terlaksana agar peserta didik bisa melakukan analisis pada hasil kerja yang telah mereka lakukan. Guru bisa melakukan penilaian pada hasil peserta didik.
5. Berkomunikasi
Langkah selanjutnya yaitu dengan berkomunikasi mengenai hasil belajar yang mereka lakukan. Langkah ini peserta didik lakukan setelah melaksanakan proses mengolah dan menganalisis data.
Peserta didik dapat mengkomunikasikan hasil belajar dalam bentuk laporan atau makalah. Di dalamnya berisi hasil simpulan dari data yang telah mereka cari.
Peserta didik bisa menyusun hasil secara rinci dan runtut mulai dari proses, hasil, hingga kesimpulan. Setelah itu, peserta didik bisa mempresentasikannya di depan kelas.
Guru bisa memberikan masukan atau meluruskan hasil yang kurang sehingga peserta didik mendapatkan pemahaman yang mendalam dalam materi pelajaran.
Hal ini akan membantu peserta didik mendapatkan pemahaman yang lebih baik jika dibandingkan dengan belajar sendiri.
Manfaat Melakukan Pembelajaran Saintifik
Melaksanakan pembelajaran ini akan membantu peserta didik agar bisa lebih kritis.
Namun, ada manfaat lain yang secara spesifik dapat membantu peserta didik, yaitu:
- Meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik ke tingkat berikutnya.
- Meningkatkan kemampuan dalam berpikir secara sistematis.
- Meningkatkan pemahaman konsep materi pelajaran.
- Meningkatkan kemampuan berkomunikasi.
- Meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Itulah dia Informasi tentang pembelajaran saintifik yang bisa jadi referensi guru yang ingin melaksanakan pembelajaran jenis ini. Dengan jenis pembelajaran ini, guru bisa melatih peserta didik agar bisa lebih kritis ketika menghadapi persoalan di kelas atau dunia nyata.
Penerapan Strategi Pembelajaran yang Tepat untuk Pendidik
Pembelajaran dengan Kurikulum Prototype, Bagaimana Karakteristiknya?
Pembelajaran Berbasis Proyek, Apa Saja Langkah Pelaksanannya?