Asesmen Kompetensi Minimum, Apa Saja Aspek Pentingnya?

Apakah Anda masih asing dengan sebutan Asesmen Kompetensi Minimum? Jenis asesmen yang juga disebut dengan AKM ini telah berlaku sejak tahun 2020 lalu. 

Berlakunya AKM ini karena keputusan Menteri Pendidikan Nasional yang mengganti ujian nasional menjadi Asesmen Nasional. 

Asesmen Nasional meliputi Asesmen Kompetensi Minimum atau AKM dan juga Survey Karakter atau SK. Asesmen ini berlaku untuk peserta didik dalam jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah akhir dan memiliki komponen penyusunan serta tujuan yang spesifik. 

Perubahan ini demi membantu pendidikan Indonesia sehingga bisa memberikan manfaat untuk generasi muda. Untuk informasi lebih jelas tentang AKM, silakan simak informasi berikut ini. 

Apa Itu Asesmen Kompetensi Minimum?

Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai asesmen kompetensi minimum, pertama-tama marilah memahami dulu apa itu Asesmen Nasional. 

Asesmen ini adalah suatu program penilaian pada mutu sekolah dari dasar hingga menengah. Mutu satuan pendidikan ini akan didapatkan dengan cara melaksanakan penilaian hasil belajar dari peserta didik dengan pembelajaran secara mendasar yaitu literasi, numerasi, dan karakter. 

Di dalamnya ada 3 instrumen utama yaitu:

  • AKM atau Asesmen Kompetensi Minimum, asesmen ini mengukur kompetensi berdasar pada literasi membaca dan numerasi. 
  • SK atau Survei Karakter, hang mengukur sikap, nilai, serta kebiasaan peserta didik sehingga bisa mencerminkan karakter yang baik. 
  • Survei Lingkungan Belajar, yaitu mengukur kualitas dari berbagai aspek input dan proses pembelajaran di kelas atau sekolah. 

Sedangkan asesmen kompetensi minimum atau AKM adalah salah satu bentuk asesmen atau langkah-langkah untuk mengukur hasil belajar peserta didik. Hasil belajar ini meliputi bagaimana proses belajar, kemajuan dalam berpikir, serta usaha memperbaiki hasil belajar atau remedial. 

AKM memang sebagai pengganti Ujian Nasional yang sudah terselenggara sebelumnya. Namun, peran AKM ini tetap sama, yaitu untuk mengevaluasi prestasi hasil belajar peserta didik secara individual. 

Asesmen ini juga akan menyajikan berbagai masalah dengan menggunakan konteks yang berbeda sehingga nantinya bisa peserta didik tuntaskan. 

Masalah-masalah ini akan sesuai dengan tingkat kemampuan literasi dan numerik peserta didik. 

AKM berfokus pada dua dasar pembelajaran, yaitu pembelajaran literasi dan juga numerasi. 

Pada kompetensi literasi, ekspektasi pada peserta didik yaitu bisa membaca, menulis, dan mengolah informasi dan pengetahuan lalu mengaplikasikannya ke kehidupan sehari-hari. 

Untuk kompetensi numerasi sendiri yaitu kemampuan berpikir dengan menggunakan konsep, prosedur dan alat matematika sebagai dasar untuk menyelesaikan berbagai masalah yang kompleks dalam kehidupan sehari-hari. 

AKM adalah pengganti Ujian Nasional yang mengalami penyederhanaan. Maka dari itu materi yang diujikan juga hanya beberapa saja yaitu literasi, numerasi, dan penguatan pendidikan karakter. 

Konsep AKM terdiri dari literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan. 

Berikut ini keterangannya:

  • Literasi dan Numerasi: Yaitu kompetensi mendasar yang penting dalam semua jenjang sekolah dasar hingga menengah. Meliputi kemampuan penalaran teks dan juga analisis secara matematis. 
  • Survei Karakter: Memberikan informasi tentang sikap, nilai dan kebiasaan yang mencerminkan Profil Pelajar Pancasila sehingga bisa membantu pertumbuhan peserta didik dalam dimensi kognitif, afektif, dan spiritual. 
  • Survei Lingkungan Belajar: Pengukuran meliputi iklim keamanan dan inklusif sekolah, refleksi guru, perbaikan praktik pengajaran dan latar belakang keluarga peserta didik. 

Tujuan Asesmen Kompetensi Minimum

Adanya asesmen secara garis besar tersusun untuk membantu evaluasi kinerja atau performa. Dalam hal ini, evaluasi terlaksana pada peserta didik untuk menentukan tindak lanjut dalam jenjang pendidikan. 

AKM yang telah pemerintah buat memiliki tujuan umum, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan peserta dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan metode yang tepat dan bukan hanya dengan hafalan saja. 

Adanya AKM juga akan membantu dalam proses pembelajaran sehingga bisa terlaksana dengan lebih inovatif. 

Dengan pembelajaran yang inovatif ini, akan tercapai peningkatan kemampuan bernalar pada peserta didik yang berdasarkan kompetensi literasi dan kompetensi numerasi. 

Tidak hanya itu, dengan adanya AKM maka akan timbul harapan agar tercapainya informasi untuk mengevaluasi mutu pendidikan di wilayah-wilayah Indonesia. 

AKM memang secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan kemampuan bernalar peserta didik sehingga bisa menggunakannya di kehidupan sehari-hari. Namun, hasil AKM tidak menjadi tolok ukur keberhasilan pada tiap peserta didik.  

Dengan adanya AKM ini, peserta didik akan meningkatkan kemampuan berpikir dengan lebih baik lagi sehingga bisa berpikir kritis ketika menghadapi masalah. 

Hal ini nantinya akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan peserta didik secara lebih baik. 

Komponen Asesmen Kompetensi Minimum 

Asesmen kompetensi minimum memiliki komponen penyusunan yang penting. Komponen ini yang akan membentuk AKM agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 

Berikut ini komponen yang harus ada dalam AKM:

1. Konten

Komponen pertama dari AKM yaitu konten. Pada bagian ini, konten ada yang bersifat literasi dan numerasi. Bagian literasi mengacu pada berbagai teks yang digunakan. 

Komponen dalam bidang numerasi lebih fokus pada kemampuan pengukuran, bilangan, geometri dan lain sebagainya. 

Uraian dari komponen ini yaitu:

  • Teks Informasi: Teks ini masuk dalam komponen bagian literasi yang memiliki tujuan untuk memberikan fakta, data, dan juga informasi yang berguna untuk pengembangan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. 
  • Teks Fiksi: Teks ini memiliki tujuan untuk memberikan pengalaman hiburan dan renungan bagi peserta didik. Teks ini termasuk dalam komponen literasi. 
  • Bilangan: Komponen ini masuk dalam bidang numerasi. Yaitu kemampuan yang mencakup representasi, operasi berbagai bilangan, serta sifat urutan. 
  • Pengukuran dan Geometri: Merupakan kemampuan untuk mengenal bangun datar dan penggunaan volume serta luas di kehidupan sehari-hari. Juga mencakup pemahaman tentang pengukuran panjang, berat, waktu, volume dan lain sebagainya. 
  • Data Serta Ketidakpastian: Merupakan suatu kemampuan, contohnya seperti pemahaman, interpretasi, dan penyajian data. 
  • Aljabar: Mencakup kemampuan mengenai persamaan dan pertidaksamaan, rasio dan proporsi dan relasi serta fungsi. 

2. Konteks

Komponen ini berhubungan erat dengan aspek kehidupan yang terjadi pada konten yang digunakan. Komponen konteks pada bagian literasi membaca dan numerasi terbagi menjadi personal, sosial budaya, dan saintifik. 

Berikut ini penjelasan terperincinya:

  • Personal: Terkait dengan kepentingan secara pribadi. 
  • Sosial Budaya: Terkait dengan kepentingan antar individu, budaya dan masyarakat. 
  • Saintifik: Terkait dengan isu, aktivitas dan fakta ilmiah. 

3. Tingkat Kognitif 

Tingkat kognitif adalah proses kognitif yang turut berkaitan dengan cara berpikir yang nantinya akan peserta didik butuhkan dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 

Berikut ini uraian komponen tingkat kognitif dalam literasi:

  • Menemukan Suatu Informasi: Merupakan kemampuan dalam mencari, mengakses, serta menemukan informasi dari suatu bacaan. 
  • Interpretasi dan Integrasi: Merupakan kemampuan memahami informasi tersirat atau tersurat lalu memadukan interpretasi untuk menghasilkan suatu simpulan. 
  • Evaluasi dan Refleksi: Merupakan kemampuan dalam menilai kesesuaian dan kredibilitas teks, lalu mengaitkan isi teks dengan hal lain di luar teks tersebut. 

Untuk aspek numerasi, tingkat kognitifnya yaitu: 

  • Pemahaman: Merupakan kemampuan untuk memahami fakta, prosedur dan alat matematika. 
  • Penerapan: Merupakan kemampuan menerapkan konsep matematika dalam situasi relevan yang nyata. 
  • Penalaran: Melakukan penalaran dengan konsep matematika untuk menyelesaikan masalah. 

Itulah informasi tentang asesmen kompetensi minimum yang penting dalam dunia pendidikan Indonesia. Semoga informasi ini bisa berguna untuk para guru sehingga bisa meningkatkan kinerja dalam pengajaran di sekolah.

Asesmen Awal Pembelajaran, Bagaimana Teknik Pembelajarannya?

Rubrik Asesmen P5 Kurikulum Merdeka, Penting untuk Guru!

Asesmen Numerasi Merdeka Belajar: Pengertian dan Fungsi Pentingnya

Artikel ini ditulis oleh:

Share the Post: