Pengajaran Responsif Kultur, Apa Saja Contohnya?

Pendekatan responsif kultur juga biasa disebut dengan Culturally Responsive Teaching atau CRT adalah suatu metode pembelajaran yang menginginkan persamaan hak untuk tiap peserta didik.

Hal ini agar tiap peserta didik bisa mendapatkan pengajaran tanpa perlu membedakan latar belakang budaya dari peserta didik. 

Pendekatan ini menjadi cara yang tepat untuk membekali para guru dalam mengajar di lingkungan dengan latar belakang beragam.

Pendekatan ini juga dapat meningkatkan pemahaman dan kemampuan guru dalam menanggapi perbedaan budaya di lingkungan mereka mengajar. 

Hal ini demi membuat suasana belajar yang kondusif dan tidak membeda-bedakan.

Kondisi belajar ini adalah suatu hal penting yang harus guru perhatikan ketika mengajar di lingkungan yang memiliki latar belakang budaya berbeda-beda. 

Berikut ini adalah informasi tentang pendekatan CRT yang berguna untuk guru.

Pengertian Pengajaran Responsif Kultur

Pendekatan pengajaran responsif kultur atau culturally responsive teaching adalah suatu pendekatan yang menempatkan setiap peserta didik di kelas sebagai manusia yang memiliki hak dan kesempatan sama untuk belajar. 

Dengan pendekatan ini tiap peserta didik yang memiliki latar belakang yang berbeda bisa memiliki kesempatan sama untuk mengembangkan kemampuan diri mereka. 

Penggunaan pendekatan ini juga bisa membantu peserta didik untuk memahami budaya orang lain.

Culturally responsive teaching adalah pendekatan yang menggunakan pengetahuan, budaya, pengalaman dan gaya belajar peserta didik yang berbeda untuk menimbulkan pengalaman belajar yang memiliki makna.

Di dalam pembelajaran ini, prestasi akademik bukan satu-satunya yang menjadi perhatian, namun mempertahankan identitas budaya juga merupakan suatu yang penting. 

Pendekatan ini merupakan pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara pendidikan dan dimensi sosial budaya tiap peserta didik. 

Penekanan pada budaya peserta didik adalah upaya untuk menyadarkan mereka akan identitas budaya mereka sendiri.

Pendekatan pengajaran responsif kultur akan turut melibatkan pertimbangan dari lingkungan kelas. 

Untuk pelaksanaannya ada beberapa prinsip yang harus guru perhatikan:

  • Mengakui adanya warisan budaya dari berbagai kelompok adat berbeda. Hal ini baik dalam sesuatu yang dapat mempengaruhi sikap peserta didik, pendekatan dalam belajar, dan konten yang mereka pelajari.
  • Membangun hubungan yang memiliki makna antara pengalaman peserta didik di rumah dan sekolah.
  • Mengajarkan peserta didik untuk memahami dan mencintai warisan budaya mereka dan menghargai warisan budaya orang lain.

Penerapan Pengajaran Responsif Kultur

Bagaimana penerapan pengajaran responsif kultur terlaksana? Apa saja yang harus guru perhatikan? Simak detail dari penerapan CRT di sekolah ini dengan seksama.

1. Mengetahui dan memahami budaya para peserta didik

Langkah penerapan yang pertama yaitu dengan memahami budaya dan latar belakang peserta didik. 

Sebagai guru, sangat penting untuk dapat memahami latar belakang budaya peserta didik yang mereka ajar.

Hal ini bisa berkaitan dengan pembelajaran tentang nilai, tradisi, bahasa, dan pengalaman budaya yang mungkin bisa mempengaruhi cara belajar peserta didik. 

Maka dari itu guru dapat mencoba mengenal peserta didik yang mereka ajar dengan baik.

Proses pengenalan peserta didik ini bisa guru lakukan secara pribadi. Hal ini demi membantu agar dapat membuka jalan komunikasi antara guru dan peserta didik. 

Dengan begitu, terjalin hubungan yang baik sehingga bisa membantu pemahaman budaya tiap peserta didik.

2. Mengintegrasikan budaya

Langkah penerapan culturally responsive teaching yang selanjutnya yaitu dengan mengintegrasikan budaya tersebut pada kurikulum atau pembelajaran. 

Pendekatan ini akan melibatkan integrasi unsur-unsur budaya ke dalam kurikulum yang berlaku di sekolah.

Guru dapat memilih suatu materi pelajaran yang relevan dan sesuai dengan budaya peserta didik dan mengaitkannya dengan pengalaman hidup mereka di dunia nyata. 

Hal ini akan membantu agar peserta didik tersebut bisa merasa terhubung dengan materi pelajaran tersebut dan mendapatkan pemahaman yang lebih baik.

Dengan hal ini, peserta didik juga dapat mendalami materi dengan baik karena terhubung dengan isi materi tersebut.

3. Membangun lingkungan belajar inklusif

Langkah penerapan selanjutnya yaitu dengan membangun lingkungan belajar yang inklusif. 

Menciptakan lingkungan belajar yang inklusif adalah salah satu kunci dalam penggunaan metode culturally responsive teaching.

Dengan lingkungan belajar yang sudah inklusif, guru akan dapat menciptakan ruang belajar yang dapat mendukung peserta didik. 

Pembelajaran juga aman terbuka untuk tiap peserta didik dengan latar belakang berbeda.

Di dalam lingkungan inklusif, perbedaan akan dihormati dan menjadi kekuatan. Contoh untuk pelaksanaan lingkungan belajar inklusif yaitu dengan menggunakan bahasa yang inklusif, menampilkan keberagaman budaya dalam kelas, mendorong kolaborasi peserta didik dari latar belakang berbeda, dan lain sebagainya.

4. Melaksanakan pembelajaran aktif dan partisipatif

Penerapan CRT yang selanjutnya yaitu dengan mendorong pembelajaran yang aktif dan partisipatif pada peserta didik. 

Pendekatan ini menekankan akan keaktifan dan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Guru dapat membantu peserta didik dengan mendorong dan menstimulasi mereka agar terus aktif dalam pembelajaran. 

Caranya yaitu dengan melakukan diskusi kelompok, proyek kolaborasi, dan lain sebagainya.

Hal ini akan membantu peserta didik agar dapat ikut berpartisipasi sehingga dapat aktif dalam pembelajaran. 

5. Evaluasi

Langkah penerapan yang selanjutnya yaitu dengan melakukan evaluasi secara responsif, karena hal ini menjadi suatu yang penting pada budaya peserta didik.

Guru dapat menggunakan berbagai bentuk metode evaluasi yang turut mempertimbangkan latar belakang budaya peserta didik. 

Contoh dari penilaian ini yaitu penilaian formatif yang menyesuaikan gaya pembelajaran peserta didik.

6. Pengembangan profesional berkelanjutan guru

Penerapan culturally responsive teaching yang selanjutnya yaitu dengan terus meningkatkan diri bagi para guru. 

Dengan meningkatkan diri dan menambah pemahaman akan isu ini, guru akan dapat menciptakan ruang kelas yang responsif pada budaya peserta didik.

Hal ini akan membantu guru dalam membangun ruang kelas yang dapat menghargai budaya peserta didik dan tidak hanya fokus pada materi saja.

Contoh Pengajaran Responsif Kultur

Apa saja contoh dari pengajaran responsif kultur yang bisa dilakukan oleh guru? Berikut ini adalah beberapa detail tentang contoh pelaksanaan CRT tersebut.

1. Kenali budaya peserta didik

Contoh penerapan yang bisa guru lakukan yaitu dengan mencoba memahami budaya peserta didik yang ada di kelas. Hal ini bisa guru lakukan dengan melakukan observasi dan juga bisa bertanya langsung tentang budaya, minat dan pengalaman mereka.

2. Berikan contoh

Selanjutnya para guru bisa mencoba memberikan contoh nyata tentang perbedaan budaya yang ada di lingkungan dengan mengaitkannya di materi pelajaran. Hal ini akan dapat membantu meningkatkan partisipasi peserta didik.

3. Buat kesepakatan

Guru juga bisa mendorong para peserta didik untuk peduli dan bertanggung jawab dengan kondisi di kelas dan luar kelas. Buatlah kesepakatan kelas untuk menentukan aturan dan rutinitas yang konsisten sehingga tiap peserta didik bisa dihargai.

4. Ciptakan lingkungan yang aman

Guru juga bisa membuat lingkungan yang aman dan baik sehingga perbedaan budaya bisa mendapatkan penghargaan dan peserta didik bisa meningkat kepercayaan dirinya. Cobalah dengan cara tidak membeda-bedakan dan berikan pujian dalam suatu diskusi.

Itulah dia informasi tentang pengajaran responsif kultur yang bisa menjadi referensi untuk guru. Dengan pengetahuan akan penerapan dan contoh dari jenis pengajaran ini, guru akan dapat mempelajari dan mempraktekkannya dengan baik.

Metode Pembelajaran Terbalik: Manfaat dan Penerapannya

Metode Belajar Diskusi: Kelebihan dan Kekurangannya

Metode Pembelajaran STAD dan Manfaatnya dalam Kelas

Artikel ini ditulis oleh:

Share the Post: