Teori Belajar Kognitif, Bagaimana Implementasinya?

Teori belajar kognitif adalah suatu pendekatan belajar yang penting dalam dunia pendidikan. 

Teori belajar ini akan membantu memahami bagaimana proses pembelajaran ada di pikiran manusia.

Teori belajar ini memfokuskan pada peran penting dari kognisi atau proses berpikir manusia untuk menciptakan pemahaman, menyimpan suatu informasi serta dalam mengambil suatu keputusan.

Teori belajar ini akan membantu pelaksanaan pembelajaran agar lebih efektif sehingga bisa menciptakan peserta didik dengan pemahaman dan proses berpikir yang efektif. 

Berikut ini adalah beberapa informasi tentang ciri-ciri teori belajar ini, jenis, hingga penerapannya.

Pengertian Teori Belajar Kognitif

Apa itu teori belajar kognitif dalam pendidikan? 

Teori belajar ini adalah suatu teori yang fokus pada bagaimana proses berpikir, proses pemahaman, dan proses informasi dalam pembelajaran. 

Teori belajar ini memberi tempat pada pikiran manusia sebagai pusat dari proses pembelajaran. 

Hal ini pun mempengaruhi cara seseorang dalam menangkap persepsi dan merespon lingkungan di sekitarnya.

Teori ini berbeda dengan teori belajar yang lain yang lebih menekankan pada hasil respon atau pada aspek perilaku manusia. 

Teori belajar kognisi berusaha untuk mengerti. Bagaimana suatu informasi dapat otak terima, olah, dan otak gunakan untuk menghasilkan pemahaman atau pengetahuan yang baru.

Ciri-ciri teori belajar kognitif

Pelaksanaan teori belajar ini memiliki beberapa ciri-ciri penting yang dapat para guru perhatikan. 

Pemahaman ini penting untuk mengetahui apa saja hal yang mungkin guru temukan dalam penerapan teori belajar kognisi ini.

1. Kognisi dalam pembelajaran itu penting

Ciri-ciri pertama dari teori belajar ini adalah bahwa kognisi dalam pembelajaran itu hal yang penting. 

Teori belajar kognitif menegaskan bahwa suatu proses kognisi berperan penting dalam proses pembelajaran.

Proses kognisi ini contohnya persepsi, perhatian ,ingatan, pemecahan masalah serta pemikiran abstrak. 

Seseorang akan memproses suatu informasi dari lingkungan dan menggabungkannya dengan pengetahuan yang telah ada sehingga bisa memunculkan pemahaman yang baru.

2. Menggunakan strategi kognitif

Ciri-ciri yang selanjutnya dari teori belajar ini yaitu menggunakan strategi kognitif. Teori ini mengakui pentingnya strategi kognitif. 

Strategi ini adalah teknik pendekatan yang digunakan untuk memproses suatu informasi.

Strategi ini bisa berupa pengelompokkan informasi, membuat gambaran mental, menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan yang telah ada sebelumnya.

3. Individu memiliki peran aktif

Teori belajar ini juga memberikan fokus pada peran aktif seorang individu dalam suatu proses belajar. 

Setiap individu tentunya memiliki cara berpikir yang unik dan tidak sama satu sama lain.

Cara berpikir yang unik inilah yang akan membuat mereka secara aktif ikut terlibat dalam proses asimilasi informasi baru ke struktur kognisi mereka.

4. Konsep skema

Ciri selanjutnya yaitu adanya konsep skema. Konsep skema adalah suatu struktur mental yang berguna untuk melakukan organisasi suatu pengetahuan. 

Teori belajar ini mengakui adanya peran penting skema dalam pembelajaran. Ini karena skema akan membantu memberi arti, menghubungkan informasi baru dengan informasi yang sudah ada sebelumnya.

5. Kesalahan dalam belajar itu penting

Ciri selanjutnya yaitu peran penting kesalahan dalam belajar. Teori belajar ini memiliki pandangan bahwa kesalahan adalah bagian penting dalam pembelajaran yang secara alami terjadi.

Ketika seseorang membuat suatu kesalahan, mereka akan dapat memperbaiki pemahaman mereka dengan memperbarui skema atau bisa juga dengan cara mengganti strategi belajar yang ternyata kurang efektif.

Jenis-Jenis Teori Belajar Kognitif

Teori belajar kognisi memiliki beberapa jenis yang harus guru ketahui. 

Dengan begitu, para guru bisa dengan mudah menggunakan implementasi teori belajar ini dengan lebih spesifik untuk mencapai target yang sesuai juga.

1. Teori pengolahan informasi

Jenis teori pertama dalam teori belajar kognitif adalah teori pengolahan informasi. 

Teori pengolahan informasi ini memberikan gambaran bahwa otak manusia sebagai suatu alat pemroses informasi yang aktif.

Ketika seseorang menerima suatu informasi, otak manusia akan melakukan pengkodean, pengorganisasian, dan penyimpanan untuk selanjutnya diproses. 

Teori satu ini menekankan pentingnya atensi serta memori dalam membentuk ilmu pengetahuan baru.

2. Teori belajar sosial kognitif

Albert Bandura adalah pencetus teori ini, di mana teori belajar sosial kognitif ini menekankan pada pentingnya pembelajaran menggunakan observasi serta interaksi sosial. 

Teori ini mengemukakan bahwa seseorang dapat belajar dari orang lain dari proses perhatian, reproduksi, motivasi dan retensi. 

Teori belajar ini mencakup konsep evaluasi diri dan keyakinan pada diri sendiri yang mempengaruhi pembelajaran.

3. Teori konstruktivis kognitif

Teori yang selanjutnya yaitu teori konstruktivis kognitif. Teori satu ini memiliki pendapat bahwa seorang individu akan secara aktif membangun pemahaman mereka sendiri menggunakan pengalaman dan refleksi secara mandiri.

Teori belajar ini mencakup pembentukan konsep dan skema yang berdasarkan pada pengalaman secara nyata serta melakukan proses asimilasi ilmu baru pada kerangka kognitif.

4. Teori belajar koneksi

Jenis teori yang selanjutnya adalah teori belajar koneksi. Connectionist learning sering dikenal dengan teori belajar jaringan atau neural network. 

Teori belajar koneksi ini menekankan pada hubungan antara sel saraf di otak yang membentuk asosiasi antara suatu informasi dan representasi mental.

Dalam teori ini, jaringan saraf akan beradaptasi menggunakan basis pengalaman dan pelatihan untuk membentuk pola koneksi yang kuat sehingga bisa mencerminkan proses pembelajaran.

Implementasi Teori Belajar Kognitif pada Pendidikan

Bagaimana penerapan teori belajar ini dalam dunia pendidikan? Berikut ini adalah beberapa hal yang bisa guru perhatikan dalam melaksanakan teori belajar kognisi. 

1. Manfaatkan strategi metakognisi

Metakognisi adalah pemahaman individu pada proses kognitif mereka sendiri. Penerapan metakognitif akan membantu peserta didik mengenal cara dan strategi berpikir yang efektif.

Guru bisa membantu peserta didik yang mereka ajar untuk mengidentifikasi strategi belajar yang cocok untuk suatu tugas. 

Selain itu guru juga bisa memberikan waktu peserta didik untuk melakukan refleksi setelah melakukan kegiatan.

2. Pembelajaran berbasis masalah

Pendekatan strategi berbasis masalah sesuai dengan teori belajar kognitif. Metode ini akan mengajak peserta didik untuk menggunakan kemampuan kognitif pada suatu permasalahan sehingga bisa berpikir kritis.

Peserta didik akan dapat mencari solusi yang tepat dan relevan untuk menjawab permasalahan yang mereka hadapi. 

Kegiatan ini bisa memperkuat koneksi pengetahuan yang sudah ada dan informasi yang baru mereka dapatkan.

3. Manfaatkan pengajaran kolaboratif

Interaksi sosial memiliki peran dalam pembelajaran. Guru bisa menerapkan pembelajaran kolaboratif sehingga peserta didik bisa berdiskusi dan bekerja sama untuk memahami materi pengetahuan.

Proses ini akan membantu peserta didik untuk memperkuat pemahaman mereka berdasarkan penjelasan teman satu kelompok. 

Pembelajaran ini juga dapat memperkuat kemampuan berpikir kritis peserta didik.

4. Gunakan pengajaran berbasis inkuiri

Implementasi yang selanjutnya bisa guru lakukan yaitu dengan menggunakan pengajaran berbasis inkuiri. 

Pengajaran ini melibatkan peserta didik dalam mencari jawaban atas pertanyaan yang menarik untuk mereka.

Dengan pembelajaran ini peserta didik akan lebih aktif dalam mengajukan pertanyaan, mengumpulkan informasi, menganalisis informasi dan mencapai pemahaman baru.

Itulah dia informasi penting terkait dengan teori belajar kognitif. Implementasi teori belajar ini di pendidikan akan membantu guru dan peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran yang menjadi target sehingga bisa membentuk peserta didik yang berprestasi.

Teori Belajar Behavioristik: Konsep dan Penerapannya

Konsep Sosiologi Pendidikan, Apa Saja Ciri-cirinya?

Proses Penalaran Kritis Siswa untuk Pembelajaran yang Efektif

Artikel ini ditulis oleh:

Share the Post: